![]() |
| Ilustrasi : Gemini.Ai |
(Kisah nyata seorang wanita — sebut saja jingga, bukan nama sebenarnya)
CERIA [ Carita Anda ] - Jingga mengetik pesan itu dengan tangan gemetar.
"Saya ikhtiar, berharap ada perubahan pada diri saya. Saya sadar, semua perubahan bergantung pada diri saya sendiri. Tapi saya butuh support… butuh penenangan."
Kalimat itu sederhana, tapi di baliknya tersimpan pergulatan batin yang berat.
Air matanya jatuh setiap kali ia mencoba menulis ulang kisahnya tentang rasa bersalah, dosa, dan kenyamanan yang tak seharusnya ia rasakan.
Di usia 45 tahun, seharusnya ia bisa lebih tenang, lebih matang, dan tak lagi terjebak pada gejolak batin. Tapi hidup tak selalu sejalan dengan seharusnya. Kadang, luka lama yang belum sembuh bisa menyeret seseorang kembali ke dalam pusaran emosi yang tak disadari.
Luka Lama yang Tak Pernah Selesai
Jingga tumbuh dalam keluarga yang keras. Ayahnya almarhum adalah sosok disiplin, tegas, dan pengekang. Ia jarang mendapat ruang untuk mengekspresikan perasaan, jarang mendapat pelukan yang menenangkan.
Di masa kecilnya, cinta dan ketakutan seperti dua sisi mata uang yang sama.
Dan tanpa disadari, pola itu tanpa sadar terbawa hingga dewasa membuatnya terikat pada sosok yang memberinya rasa aman dan nyaman, meski dalam situasi yang salah.
Ketika Rasa dan Logika Bertabrakan
“Saya tahu ini salah,” ucapnya lirih.
“Hubungan ini tidak seharusnya ada. Tapi sulit bagi saya melepaskannya.”
Ia seorang ASN, dan pria itu pimpinannya sendiri.
Hubungan mereka tumbuh dari kedekatan kerja, lalu berlanjut menjadi perhatian, dan akhirnya… perasaan.
Semuanya terasa hangat, begitu lekat, hingga sulit dipisahkan antara kebutuhan emosional dan rasa kasih yang tumbuh di dalamnya.
Namun setiap kali ia menatap dirinya di cermin, rasa bersalah kembali menghantam.
Ia tahu ini bukan jalan yang benar, tapi ia juga tahu betapa lemahnya ia di hadapan luka yang belum tuntas.
Saat Perasaan Tak Bisa Sekadar Dihapus
Bagi sebagian orang, mungkin mudah berkata, “Tinggalkan saja.”
Tapi bagi Jingga, yang tumbuh dengan pola batin penuh luka dan ketergantungan emosional, semuanya tidak sesederhana itu.
Ia bukan hanya terikat pada sosok laki-laki itu, tapi juga pada rasa diterima, rasa dianggap berarti sesuatu yang dulu tak pernah benar-benar ia dapatkan di rumah.
Dan inilah titik di mana ia sadar, bahwa yang perlu disembuhkan bukan hanya hubungan, tapi jiwa yang terluka sejak lama.
Jalan Kembali ke Diri Sendiri
“Saya tidak ingin selamanya begini,” tulisnya.
“Saya hanya ingin tenang. Saya ingin sembuh.”
Jingga akhirnya memutuskan untuk mencari tempat bercerita bukan untuk dihakimi, tapi untuk dimengerti. Ia menemukan layanan Konsultasi Online “Cerita Anda (Ceria)” dari Griya Hipnoterapi MPC Brebes, tempat ia bisa mengurai beban tanpa takut disalahkan.
Melalui sesi hipnoterapi, ia mulai belajar memahami akar dari perasaannya bukan sekadar menghapus kenangan, tapi menyembuhkan luka yang menimbulkan keterikatan itu.
Dalam terapi, ia belajar menenangkan diri, memaafkan masa lalu, dan menata ulang makna cinta serta harga diri.
Bukan dengan logika dingin, tapi lewat pendekatan hangat yang menyentuh pikiran bawah sadar tempat di mana luka lama tersimpan.
Harapan Baru
Kini Jingga masih berproses.
Ia belum sepenuhnya pulih, tapi sudah mulai berdamai dengan dirinya sendiri.
Ia belajar bahwa memaafkan bukan berarti melupakan, tapi melepaskan beban yang selama ini menjerat jiwanya.
“Perlahan, saya ingin bisa mencintai diri saya sendiri… sebelum mencintai orang lain,” tulisnya dalam pesan terakhir.
Dan di situlah titik awal perubahan itu dimulai bukan di luar dirinya, tapi di dalam.
Tentang Layanan Cerita Anda (Ceria)
“Cerita Anda (Ceria)” adalah layanan konsultasi online yang diselenggarakan oleh Griya Hipnoterapi MPC Brebes, tempat aman dan rahasia untuk siapa pun yang ingin berbagi cerita tanpa dihakimi.
Melalui pendekatan hipnoterapi dan terapi olah pikir, kami membantu Anda menemukan ketenangan, mengurai akar masalah emosional, dan menumbuhkan kembali kekuatan diri.
Karena setiap cerita pantas untuk dimengerti, bukan dihakimi.
Dan setiap jiwa, selalu punya kesempatan untuk sembuh.
{{{ Positif, Sehat dan Bahagia }}}
Brebes, 19 Oktober 2025
CERIA | Griya Hipnoterapi MPC - Brebes
Artikel ini telah dipublish di www.kompasiana.com



